LANGIT7ID, Jakarta - Kucing merupakan hewan yang banyak dipelihara masyarakat Indonesia. Seringkali hewan lucu ini berkeliaran di dalam rumah sehingga bulunya rontok kemana-mana, termasuk ke tempat shalat, sajadah, sarung atau mukena. Dalam kondisi tak terduga, kucing bahkan ikut duduk di atas sajadah saat kita sedang shalat. Ulamadalam Lajnah Daimah, (5/364) ditanya, "Kebanyak orang mempergunakan karpet di ruangan rumah untuk keindahan. Apakah kalau anak-anak dengan beragam umurnya kencing di karpet cukup disiram air atau tidak untuk membersihkan najis. Karena karpetnya terkadang besar, menempel di lantai atau diatasnya ada lemari besar dan ranjang. Karenaitu boleh sujud pada ubin bangunan, sajadah, meja, atau sejenisnya sebab semua benda tersebut tidak dikategorikan sebagai benda yang dibawa oleh orang yang shalat. Berbeda halnya ketika seseorang sujud pada selendang yang ia kenakan di bahunya, lalu ketika sujud, selendangnya dijadikan objek dalam melaksanakan sujud. Cintadi Atas Sejadah di 18.13 10 komentar: dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya. (Salman al Farisi/Az Zuhd, Imam Ahmad) Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati Hadistdi atas sekaligus menunjukkan bahwa kucing adalah binatang yang suci, bulunya suci, namun kotoran dan kencing nya tetap najis. Alasan hukum (illat) mengapa kucing itu binatang suci, karena dia tinggal dan sering berkeliaran di tengah manusia (binatang rumahan). owY7k. Salah satu hal yang diwajibkan dalam melaksakan ibadah shalat adalah berdiam diri atau menetap istiqrar di tempat yang bertemu langsung dengan bumi atau lewat perantara yang nantinya jika dirunut ke bawah akan bertemu muttashil dengan bumi. Selain itu, ada juga syarat lain yang juga harus dipenuhi namun hanya pada permasalahan sujud saja, yaitu objek sujud harus bukan berupa sesuatu yang ia bawa. Karena itu boleh sujud pada ubin bangunan, sajadah, meja, atau sejenisnya sebab semua benda tersebut tidak dikategorikan sebagai benda yang dibawa oleh orang yang yang ada dalam sujud ini , sama persis seperti yang dijelaskan dalam kitab Fathul Muin โ€œRukun yang ketujuh adalah sujud dua kali setiap rakaat pada benda yang tidak tergolong dibawa olehnya, meskipun benda tersebut bergerak dikarenakan gerakannya. Seperti sujud di ranjang kasur yang ikut bergerak seiring dengan bergeraknya orang yang shalat, sebab ranjang bukan termasuk kategori benda yang dibawa oleh orang yang shalat, maka sujud pada ranjang tersebut tidak masalah, seperti halnya sujud pada benda yang dibawa oleh orang y ang shalat, namun tidak ikut bergerak seiring dengan gerakannya orang yang shalat. Seperti sujud pada ujung selendang yang sangat panjangโ€ Syekh Zinuddin Al-Maliabari, Fathul Muin, juz 1 hal. 190berdasarkan kitab Fathul Muin di atas, maka shalat di atas sajadah yang tebal diperbolehkan dan tidak berpengaruh dalam keabsahan shalat, sebab tidak termasuk kategori benda yang dibawa dan juga jika dirunut kebawah nantinya bertemu langsung muttasil dengan bumi. Sehingga baik syarat yang pertama ataupun yang kedua sama-sama terpenuhi. Namun meski diperbolehkan melakukan shalat, kita juga berhati-hati dalam melaksanakan rukunnya, terlebih pada saat sujud, sebab dalam sujud diwajibkan menjaga tujuh anggota sujud agar tetap ditempelkan pada tempat shalat saat sujud sedang berlangsung. Tujuh anggota tersebut adalah dahi, dua tangan, dua lutut dan jari-jari dari dua Shalat di Atas Sajadah Bidโ€™ah? Begini Penjelasan Ahli Hadits Dr Zainuddin MZ Lc MA penulis Shalat di Atas Sajadah Bidโ€™ah? Begini Penjelasan Ahli Hadits Dr Zainuddin MZ Lc MA, Direktur Markaz Turats Nabawi Anak kunci Studi Hadits. Pengantar ุงู†ูŽู‘ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูŽ ู„ู„ู‡ู ู†ูŽุญู’ู…ูŽุฏูู‡ู ูˆูŽ ู†ูŽุณู’ุชูŽุนููŠู’ู†ูู‡ู ูˆูŽ ู†ูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑูู‡ู ูˆูŽ ู†ูŽุนููˆู’ุฐู ุจูุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ู’ ุดูุฑููˆู’ุฑู ุฃูŽู†ู’ููุณูู†ูŽุง ูˆูŽ ุณูŽูŠูู‘ุขุชู ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูู†ูŽุง ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽู‡ู’ุฏูู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ููŽู„ุงูŽ ู…ูุถูู„ูŽู‘ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽ ู…ูŽู†ู’ ูŠูุถู’ู„ูู„ู’ ููŽู„ุงูŽ ู‡ูŽุงุฏูู‰ูŽ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽ ู†ูุตูŽู„ูู‘ู‰ ูˆูŽ ู†ูุณูŽู„ูู‘ู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู ูˆูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽ ุตูŽุญู’ุจูู‡ู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽ Selesai mengisi pengajian rutin di Masjid Al-Kautsar distrik Tanjung Sadari Selaka, saya didatangi dua anak adam utusan berpunca seorang tokoh salafi nan memberi hadiah sebuah pusat boncel bertajuk Shalat di Atas Sajadah Bidโ€™ah. Pada mukadimahnya, penulisnya memaparkan bahwa dewasa ini banyak manusia yang lain mencerna tuntunan kerumahtanggaan membangun sajadah. Ia sekali lagi menyoroti kekeliruan renovasi Masjid an-Nabawi nan berlantaikan pualam dan bertingkat, sehingga jamaah sujud bukan di bumi tetapi di atas keramik justru pada cor-coran lantai. Kemudian dengan bangganya ia membangun masjid seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, minus keramik, tanpa sajadah, melainkan anggota sujud bisa nempel sekaligus pada dunia. Desain Zawiat an-Nabawi sreg tadinya pembangunannya dasarnya yaitu tanah biasa yang berpasir sehingga Ali kedelai Abi Thalib yang cangap tidur di masjid tanpa alas membuat jasadnya banyak tertempel pasir, maka ia dijuluki Rasulullah saw dengan Debu Turab bapaknya pasir. Dengan kondisi yang sedemikian rupa, maka hamba allah yang melaksanakan shalat boleh mengenakan rimba tungkai, apakah kasatmata sandal maupun sepatu stewel atau lainnya. Berbeda kalau telah dihampari perca hambal, ataupun musala, apakah mungkin seorang mengamalkan shalat dengan mengenakan alas tungkai? Sosok nan sedang shalat di masjid pula diperbolehkan meludah, bukan ke arah depan dan bukan pula ke jihat kanan, melain-kan ke sisi tungkai kirinya, lamun perilaku seperti mana itu dinilai sebuah kesalahan, namun kafaratnya tetapi menguburkannya ke bumi dengan kakinya, maka bebaslah ia semenjak kesalahan tersebut. Empat puluh kader Rasulullah saw enggak mungkin tidurnya tertampung di Sufah. Memang sebagian kader Utusan tuhan saw. merupakan santri kalong, sehingga momen tidur malam mereka pulang dan istirahat bersama keluarganya. Namun kebanyakannya, di samping dua sahabat Abu Hurairah dan Anas yang ditempatkan di tepas belakang rumah Rasulullah saw., mereka beristirahat di Sufah, dan itupun enggak mencukupi sehingga sebagaian mereka tidurnya di masjid. Pemberitaan dewasa ini, lantaran langgar sudah dihampari hambal atau sajadah atau lainnya, maka tidak mungkin lagi ditempati untuk tidur, bahkan ditemukan adanya pantangan persisten bagi tidur di musala, sebagai halnya ini jelas menyalahi hukum Islam. Sikap Sujud Dalam hadits shahih diterangkan bahwa bakal sujud memang cak semau tujuh anggota jasad yang harus diletakkan puas manjapada dengan mantap. Apalagi muka dan hidung, keduanya harus diletakkan dengan mantap puas bumi. Di antara haditsnya adalah sebagai berikut Hadits Anak lelaki Abbas ra ุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฃูู…ูุฑู’ู†ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ู†ูŽุณู’ุฌูุฏูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽุจู’ุนูŽุฉู ุฃูŽุนู’ุธูู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูŽุจู’ู‡ูŽุฉู ูˆูŽุฃูŽุดูŽุงุฑูŽ ุจููŠูŽุฏูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ููู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู†ู, ูˆูŽุงู„ุฑูู‘ูƒู’ุจูŽุชูŽูŠู’ู†ู, ูˆูŽุฃูŽุทู’ุฑูŽุงูู ุงู„ู’ู‚ูŽุฏูŽู…ูŽูŠู’ู†ู, ูˆูŽู„ูŽุง ู†ูŽูƒู’ููุชูŽ ุซูŽูˆู’ุจู‹ุง ูˆูŽู„ูŽุง ุดูŽุนูŽุฑู‹ุง Dinarasikan Ibnu Abbas ra., Rasulullah saw. bersabda Kami diperintah sujud pada tujuh anggota badan Yaitu muka โ€“dan kamu mengisyaratkan hidungnya-, kedua punggung tangan, kedua lutut, dan ujung-ujung jejak kaki kaki. Kami dilarang mengunci pakian ataupun rambut. Hr. Bukhari 777, 779; Muslim 490; Tirmidzi 273; Nasai 1093, 1097; Anak laki-laki Majah 884; Ahmad 2658 Hadits Anak laki-laki Abbas ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูŽู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุนูŽู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑู ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุชูŽูˆูŽุถูŽู‘ุฃุชูŽ ููŽุฎูŽู„ูู‘ู„ู’ ุฃูŽุตูŽุงุจูุนูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฑูุฌู’ู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽูููŠ ุฑููˆูŽุงูŠูŽุฉู ุงุฌู’ุนูŽู„ู’ ุงู„ู’ู…ูŽุงุกูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุฃูŽุตูŽุงุจูุนู ูŠูŽุฏูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฑูุฌู’ู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽูƒูŽุนู’ุชูŽ ููŽุถูŽุนู’ ูƒูŽููŽู‘ูŠู’ูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑููƒู’ุจูŽุชูŽูŠู’ูƒูŽ ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุชูŽุทู’ู…ูŽุฆูู†ูŽู‘, ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฌูŽุฏู’ุชูŽ ููŽุฃูŽู…ู’ูƒูู†ู’ ุฌูŽุจู’ู‡ูŽุชูŽูƒูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู, ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุชูŽุฌูุฏูŽ ุญูŽุฌู’ู…ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู Ibni Abbas ra. berkata Seorang menanya Nabi dalam masalah shalat Lalu Nabi saw. bersabda Jika sira wudhu, selah selahilah antar ganggang tangan dan kakimu. Dalam riwayat enggak Jadikan air pada jemari tangan dan kakimu Jika kamu rukuโ€™, maka letakkan kedua telapak tanganmu pada lutut sebatas tumakninah, dan jika sira sujud, maka letak-kan dahimu pada bumi dengan mantap, sehingga anda merasakan bilangan bumi. Hr. Hakim 648; Tirmidzi 39; Ibnu Majah 447; Ahmad 2604. Hadits Abbas bin Abdul Muthalib ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุงู„ู’ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ู…ูุทูŽู‘ู„ูุจู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฌูŽุฏูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏู ุณูŽุฌูŽุฏูŽ ู…ูŽุนูŽู‡ู ุณูŽุจู’ุนูŽุฉู ุฃูŽุทู’ุฑูŽุงูู ูˆูŽูููŠ ุฑููˆูŽุงูŠูŽุฉู ุณูŽุจู’ุนูŽุฉู ุขุฑูŽุงุจู ูˆูŽุฌู’ู‡ูู‡ู, ูˆูŽูƒูŽููŽู‘ุงู‡ู, ูˆูŽุฑููƒู’ุจูŽุชูŽุงู‡ู, ูˆูŽู‚ูŽุฏูŽู…ูŽุงู‡ู Dinarasikan Abbas bin Abdul Muthalib ra., Rasulullah saw. berujar Takdirnya seorang sujud, maka sujudlah bersamanya tujuh ujung anggota tubuhnya. Yakni muka, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua telapak kakinya. Hr. Mukmin 491; Duli Dawud 891; Tirmidzi 272; Nasai 1099 dan Ibnu Majah 885. Atsar Ibnu Umar ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู’ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู†ู ุชูŽุณู’ุฌูุฏูŽุงู†ู ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูŽุณู’ุฌูุฏู ุงู„ู’ูˆูŽุฌู’ู‡ู, ููŽุฅูุฐูŽุง ูˆูŽุถูŽุนูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ูˆูŽุฌู’ู‡ูŽู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุถูŽุนู’ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู, ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽููŽุนูŽู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุฑู’ููŽุนู’ู‡ูู…ูŽุง Ibnu Umar ra. berkata Sesungghnya kedua punggung tangan harus sujud sebagai-mana tampang. Maka jika seorang kalian meletakkan wajahnya, hendaklah sira pun letakkan kedua telapak tangannya. Seandainya mengangkatnya, maka angkatlah pula kedua bekas kaki tangannya. Hr. Serbuk Dawud 892; Nasai 1092; Ahmad 4501. Menurut salafi, internal pengejaran hadits tidak pernah ditemukan adanya sempurna berpangkal Rasulullah saw. alias ajaran beliau seseorang sujud di atas sajadah. Padahal hukum asal beribadah ialah haram, kecuali jika ada perintah. Shalat di Atas Hamparan Memang tidak ditemukan redaksi surau ataupun hambal dalam literatur hadits, karena kedua label itu serapan berpunca perkembangan teknologi. Namun ditemukan sejumlah hadits nan menggambarkan sujud plong beberapa hamparan, sebagai halnya tikar, keramik, sajadah kecil, cemping, sorban dan sebaginya. Yang dipersyaratkan adalah sucinya bekas shalat, tambahan pula diperbolehkan shalat di tempat kandang kambing, walaupun tidak diperkenankan mengamalkan shalat di tempat kandang unta. Karena semua mayapada Tuhan cukup dijadikan ajang shalat dan dijadikan alat kesucian, kecuali kancah-ajang nan telah dikhususkan oleh Rasulullah saw. Berikut ini hadits haditsnya Hadits Anas ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฏูŽุนูŽุชู’ ุฌูŽุฏูŽู‘ุชููŠ ู…ูู„ูŽูŠู’ูƒูŽุฉู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ู„ูุทูŽุนูŽุงู…ู ุตูŽู†ูŽุนูŽุชู’ู‡ู ู„ูŽู‡ูุŒ ููŽุฃูŽูƒูŽู„ูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ุซูู…ูŽู‘ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ููˆู…ููˆุง ููŽู„ุฃูุตูŽู„ูู‘ ุจููƒูู…ู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู†ูŽุณูŒ ููŽู‚ูู…ู’ุชู ุฅูู„ูŽู‰ ุญูŽุตููŠุฑู ู„ูŽู†ูŽุง ู‚ูŽุฏู ุงุณู’ูˆูŽุฏูŽู‘ ู…ูู†ู’ ุทููˆู„ู ู…ูŽุง ู„ูŽุจูุซูŽ ููŽู†ูŽุถูŽุญู’ุชูู‡ู ุจูู…ูŽุงุกู ููŽู‚ูŽุงู…ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ, ูˆูŽุตูŽููŽูู’ุชู ุฃูŽู†ูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽุชููŠู…ู ูˆูŽุฑูŽุงุกูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุฌููˆุฒู ู…ูู†ู’ ูˆูŽุฑูŽุงุฆูู†ูŽุงุŒ ููŽุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ู„ูŽู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุซูู…ูŽู‘ ุงู†ู’ุตูŽุฑูŽููŽ Anas bin Malik ra. berkata Nenekku Mulaikah mengundang Nabi saw dalam suatu jamuan makan cak bagi ia. Lewat Utusan tuhan saw. datang menikmatinya tinggal mengomong Berdirilah aku akan shalat bersama kalian Anas mengomong Akupun shalat di atas kasah kami nan sudah berkerumun karena usangnya lalu aku menyiramnya Lalu Rasulullah saw. berdiri mengimami kami sementara itu kami bersama anak yatim di belakangnya, sementara nenekku kreatif di shaf pantat kami. Lalu Rasul saw. shalat dua rakaat dulu menyingkir. HR Bukhari 373, 822; Mukminat 658; Duli Dawud 612; Tirmidzi 234; Nasai 801; Ahmad 12362. ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุตูŽู†ูŽุนูŽ ุจูŽุนู’ุถู ุนูู…ููˆู…ูŽุชููŠ ู„ูู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุทูŽุนูŽุงู…ู‹ุงุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃูุญูุจูู‘ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุฃูƒูู„ูŽ ูููŠ ุจูŽูŠู’ุชููŠ ูˆูŽุชูุตูŽู„ูู‘ูŠูŽ ูููŠู‡ูุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฃูŽุชูŽุงู‡ู ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูˆูŽูููŠ ุงู„ู’ุจูŽูŠู’ุชู ููŽุญู’ู„ูŒ ู…ูู†ู’ ู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู„ู’ููุญููˆู„ู ููŽุฃูŽู…ูŽุฑูŽ ุจูู†ูŽุงุญููŠูŽุฉู ู…ูู†ู’ู‡ู ููŽูƒูู†ูุณูŽ ูˆูŽุฑูุดูŽู‘ุŒ ููŽุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ูˆูŽุตูŽู„ูŽู‘ูŠู’ู†ูŽุง ู…ูŽุนูŽู‡ู Hadits Anas ra Anas kedelai Malik ra. bersabda Sebagian nenekku membuatkan hidangan makan lakukan Rasulullah saw Lalu kamu berkAta kepada Nabi Sememangnya aku doyan takdirnya empunya bersantap di rumahku dan shalat padanya. Sangat Utusan tuhan saw mendatanginya di rumah yang bertikar gumal. Adv amat Nabi saw. menyuruh agar salah satu sudut tikarnya itu dibersihkan, silam anda dan kami shalat berombongan di kancah itu. HR Ibnu Hibban 5295; Ibnu Majah 756; Ahmad 12325; Ibnu Abi Syaibah 4025. Hadits Anas ra ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูŠูŽุฒููˆุฑู ุฃูู…ูŽู‘ ุณูู„ูŽูŠู’ู…ูุŒ ููŽุชูุฏู’ุฑููƒูู‡ู ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงู†ู‹ุงุŒ ููŽูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุจูุณูŽุงุทู ู„ูŽู†ูŽุงุŒ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุญูŽุตููŠุฑูŒ ู†ูŽู†ู’ุถูŽุญูู‡ู ุจูุงู„ู’ู…ูŽุงุกู Anas bin Malik ra berujar Rasulullah saw memfokus flat Umu Sulaim, yang kadang bersamaan periode shalat. Lalu beliau shalat sreg keramik, konkret lampit yang telah kami sucikan. Hr. Abu Dawud 658. Hadits Anas ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูู†ูŽู‘ุง ู†ูุตูŽู„ูู‘ูŠ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูููŠ ุดูุฏูŽู‘ุฉู ุงู„ู’ุญูŽุฑูู‘ุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุณู’ุชูŽุทูุนู’ ุฃูŽุญูŽุฏูู†ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูู…ูŽูƒูู‘ู†ูŽ ูˆูŽุฌู’ู‡ูŽู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถูุŒ ุจูŽุณูŽุทูŽ ุซูŽูˆู’ุจูŽู‡ู ููŽุณูŽุฌูŽุฏูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู Anas polong Malikr ra. bersuara Kami shalat berjamaah bersama Rasulullah saw. pada saat seronok nan sangat runyam. Seandainya sendiri di antara kami tidak berlimpah meletakkan wajahnya ke marcapada โ€“lantaran seronok-, maka ia membeberkan kain pakaiannya lalu sujud padanya. HR Bukhari 1150; Muslim 620; Abu Dawud 660; Ibni Majah 1033. Hadits Anas ra ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒูุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุฎูู„ูู‚ู‹ุงุŒ ููŽุฑูุจูŽู‘ู…ูŽุง ุชูŽุญู’ุถูุฑู ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูููŠ ุจูŽูŠู’ุชูู†ูŽุงุŒ ููŽูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูุงู„ู’ุจูุณูŽุงุทู ุงู„ูŽู‘ุฐููŠ ุชูŽุญู’ุชูŽู‡ู ููŽูŠููƒู’ู†ูŽุณูุŒ ุซูู…ูŽู‘ ูŠูู†ู’ุถูŽุญูุŒ ุซูู…ูŽู‘ ูŠูŽุคูู…ูู‘ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽุŒ ูˆูŽู†ูŽู‚ููˆู…ู ุฎูŽู„ู’ููŽู‡ู ููŽูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุจูู†ูŽุงุŒ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุจูุณูŽุงุทูู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฌูŽุฑููŠุฏู ุงู„ู†ูŽู‘ุฎู’ู„ู Anas kacang Malik ra. berkata Rasulullah saw. ialah suri teladan yang baik dalam budi pekerti-nya. Kadang masuk waktu shalat di rumah kami, beliau memerintah membeberkan hamparan lalu dibersihkan dan diperciki, dan beliau mengimami kami. Hamparan itu terbuat dari tulang daun patera kurma. HR Mukminat 659. Hadits Maimunah ra ุนูŽู†ู’ ู…ูŽูŠู’ู…ููˆู†ูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง ุฒูŽูˆู’ุฌู ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฎูู…ู’ุฑูŽุฉู Maimunah โ€“istri Nabi berkata Rasulullah saw. shalat pada sajadah kecil. HR Bukhari 374; Mukminat 513; Tirmidzi 331; Nasai 738. Hadits Abu Saโ€™id al-Khudri ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุณูŽุนููŠุฏู ุงู„ู’ุฎูุฏู’ุฑููŠูู‘ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฏูŽุฎูŽู„ู’ุชู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ, ููŽุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู‡ู ูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุญูŽุตููŠุฑู ูŠูŽุณู’ุฌูุฏู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู Abu Saโ€™id al-Khudri ra. bertutur Aku men-jumpai Rasulullah saw. dan aku menyaksikan kamu shalat di atas tikar dan sujud padanya. HR Mukmin 519; Tirmidzi 332; Ibnu Majah 1029; Ahmad 11507. Hadits Jabir kedelai Abdullah ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฌูŽุงุจูุฑู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูู†ูŽู‘ุง ู†ูุตูŽู„ูู‘ูŠ ู…ูŽุนูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุงู„ุธูู‘ู‡ู’ุฑูŽ, ููŽุขุฎูุฐู ู‚ูŽุจู’ุถูŽุฉู‹ ู…ูู†ู’ ุญูŽุตู‹ู‰ ูููŠ ูƒูŽููู‘ูŠ ุฃูุจูŽุฑูู‘ุฏูู‡ู, ุซูู…ูŽู‘ ุฃูุญูŽูˆูู‘ู„ูู‡ูŽุง ูููŠ ูƒูŽููู‘ูŠ ุงู„ู’ุขุฎูŽุฑู, ููŽุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฌูŽุฏู’ุชู ูˆูŽุถูŽุนู’ุชูู‡ู ู„ูุฌูŽุจู’ู‡ูŽุชููŠ ู…ูู†ู’ ุดูุฏูŽู‘ุฉู ุงู„ู’ุญูŽุฑูู‘ Jabir bin Abdullah ra. berkata Kami shalat Dzuhur berombongan bersama Rasulullah saw. Lalu aku menjeput segenggam kerikil pada jejak kaki tanganku lakukan menyurutkan, lewat aku pindahkan ke telapak tangan lainnya. Jika sujud aku meletakkannya pada dahiku lantaran teriknya panas. HR Abu Dawud 399; Nasai 1081; Ahmad 14546. Arnauth memonten sanadnya hasan. Atsar Hasan Basri ูˆุนูŽู†ู ุงู„ู’ุญูŽุณูŽู†ู ุงู„ุจูŽุตู’ุฑููŠ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ูŽู‘ ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูŠูŽุณู’ุฌูุฏููˆู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽูŠู’ุฏููŠู‡ูู…ู’ ูููŠ ุซููŠูŽุงุจูู‡ูู…ู’ุŒ ูˆูŽูŠูŽุณู’ุฌูุฏู ุงู„ุฑูŽู‘ุฌูู„ู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูู…ูŽุงู…ูŽุชูู‡ู Hasan Basri berkata Para sahabat Rasulullah saw. sujud dan tangan mereka plong kainnya, dan ada hamba allah yang sujud pada sorbannya. HR Bukhari secara mualaq pada hadits 4813; Baihaqi 2498; Anak lelaki Abi Syaibah 2754. Abdurrazaq 1566. Analisis Dari gambaran hadits-hadits di atas ditemu-kan ternyata Rasulullah saw. dan salafu saleh shalat memperalat bermacam-macam hamparan. Seperti tikar, ketika tampak kumuh maka disapu dan diperciki air tambahan pula dahulu. Ada kalanya mereka sujud sreg sorban maupun kain yang dimungkinkan karena sinar terlalu seksi sehingga para sahabat tidak dapat menahan panasnya. Bahkan Rasulullah SAW seorang lagi memberi acuan bolehnya shalat di atas hamparan. Dalam riwayat Maimunah istri Nabi SAW bahwa Rasulullah SAW shalat pada humrah, yang biasanya diterjemahkan sajadah kecil. Demikian pula pada riwayat Aisyah yang diperintah Nabi saw. buat mempersiapkannya bak tempat shalat. Akan halnya munculnya pemali tidur di musala, atau shalat memperalat rimba kaki maupun meludah dan sebagainya, hal ini dikarenakan kondisi masjid tidak lagi seperti tempo habis, maka sebuah hukum bisa berubah saat adanya pertukaran kondisi. Dan biarpun masjid telah dihampari sajadah ataupun karpet atau hambal, maka sesungguh-nya sendiri yang sedang shalat masih bisa meludah sedarun shalat dengan cara yang sedemikian rupa, misalnya meludah pada tisu atau cemping lalu menyimpannya dan membuangnya setalah shalat. Gubahan Akhir Sekiranya yang dimaksud anggota sujud harus menempel puas bumi bukan boleh terserah sajadah yang menghalanginya, tentunya kedua lutut pula tidak boleh ada yang menghalanginya dengan reja sarung atau celana maupun lainnya. Semestinya sreg kedua lutut itu diberi lobang sedemikian rupa sehingga dapat menempel kontan puas manjapada. Mungkinkah kejadian seperti ini dilakukan? Sebab mandu sama dengan itu harus dilaksanakan baik makanya pria maupun perempuan? Bahkan seorang boleh shalat dengan menggunakan kaos kaki alias sepatu stewel. Apakah mereka harus melepasnya ketika sungkem seharusnya kedua jejak kaki kakinya dapat berapatan langsung puas bumi? * Penyunting Mohammad Nurfatoni Kata sandang ini mungkin pertama dimuat makanya majalah Matan, dengan tajuk steril Shalat Bersajadah, Bidโ€™ahkah?

bolehkah tidur di atas sajadah